Rabu, 04 April 2018

MAKALAH HASUT, RIYA, ANIAYA (ADH-DHULM)



MAKALAH

HASUT, RIYA, ANIAYA
(ADH-DHULM)

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata pelajaran Agama Islam

Guru Pendidik:
LATIFAH DALIMUNTHE
  



D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

Juraidah
Fauziatun Nisma BB




SMK YAPIM TARUNA BAGAN BATU
T.P. 2017/2018








Kata Pengantar


Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Hasud, Riya, Aniaya  (adh-Dhulm)” ini dengan baik.


Kami telah membuat makalah ini dengan dengan mengambil referensi-referensi dari beberapa buku maupun dari situs-situs internet. Hal tersebut kami lakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang Hasud, Riya, Aniaya  (adh-Dhulm).


Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan untuk makalah selanjutnya. Akhirnya, kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi harapan kita semua.


Bagan Batu,27Februari 2018

Penulis



























DAFTAR ISI


Halaman Sampul.............................................................................. 1
Kata Pengantar................................................................................ 2
Daftar Isi....................................................................................... 3

BAB I   HASUT.................................................................................. 4
BAB II   RIYA.................................................................................... 6
BAB III  Aniayah............................................................................... 8
BAB IV  PENUTUP.............................................................................. 10
A.   Kesimpulan............................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11


































BAI
HASUD


Pengertian Hasad
Hasad ialah perasaan tidak senang melihat orang lain mendapatkan kenikmatan (kesenangan). Hasad dapat membuat seseorang mudah membuat dan menyebarkan berita yang tidak benar (kejelekan) orang lain yang tidak ada buktinya. Sifat hasad mudah membuat gosip (berita tidak benar) terhadap orang yang tidak disukainya. Sifat hasad dapat merusak kebaikan yang dimiliki seseorang. Nabi saw bersabda :
اَلْحَسَدُ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
( (رواه ابوداود
Artinya :
“Dengki itu memakan kebaikan, sebagaimana api memakan kayu bakar” (H.R. Abu Daud)
Firman Allah :
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ فَقَدْ آتَيْنَا آلَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَآتَيْنَاهُمْ مُلْكًا عَظِيمًا
Artinya :
Aaukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. (Q.S. An Nisa’ [3] : 53)
Firman Allah dalam surat Al Baqarah: 109 :

وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya :
“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. Al Baqarah [2] : 109)

Sifat hasad dimanapun pasti ada yang memilikinya. Kadang kala sifat hasad yang dimiliki tersebut kurang disadari bahayanya bagi diri sendiri di kemudian hari. Orang yang memiliki sifat hasad merasa bangga kalau orang yang dibencinya dapat ia sengsarakan.
Bahayanya sifat hasad :
a.         Menjatuhkan nama baik seseorang
b.         Memutuskan rasa persaudaran dengan sesama manusia
c.          Menimbulkan rasa permusuhan dengan orang lain
d.         Membuat hati tidak tenang dan tidak tenteram dalam menjalani kehidupan
e.         Dimusuhi oleh banyak orang

Contoh Perbuatan Hasad
a.    Amir berangkat ke sekolah dengan sepeda barunya. Melihat Amir memiliki sepeda baru, Toni merasa tidak senang. Toni menghampiri sepeda milik Amir dan menggembesi kedua ban sepeda itu, ketika Amir meninggalkan sepedanya di tempat parkir.
b.    Toko milik Pak H. Kohar tidak pernah sepi dari pembeli. Ia selalu menyediakan barang dagangannya dengan kualitas yang baik dan harganya terjangkau oleh masyarakat. Disamping itu juga P H. Kohar tidak pernah menipu kepada pembeli dan selalu bersikap ramah kepada siapa saja yang datang ke tokonya, baik kepada yang mau membeli atau sekedar mau hutang. Melihat keberhasilan Pak H. Kohar, Pak Tadi tidak senang dan merasa tersaingi, karena tokonya selama ini sepi dari pembeli. Ia berusaha agar tokonya ramai dan toko Pak H. Kohar sepi, maka ia datang ke dukun agar tokonya ramai sedangkan toikonya Pak H. Kohar sepi.

Untuk menghindari sifat hasad dengan cara :
1.    Menyadari tentang bahayanya sifat hasad terhadap amal perbuatan kita
2.    Menyadari bahwa keberuntungan masing-masing orang tidak sama
3.    Mensyukuri atas nikmat yang diterimanya meskipun tidak sama yang dimiliki orang lain
4.    Menyadari bahwa kalau diri kita dibenci orang lain juga tidak merasa senang





BAII
RIYA’


Pengertian Riya’

Riya’ adalah memperlihatkan suatu amal kebaikan kepada sesama manusia, adapun secara istilah yaitu: melakukan ibadah dengan niat dalam hati karena demi manusia, dunia yang dikehendaki dan tidak berniat beribadah kepada Allah SWT.

Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata: “Riya’ ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan itu”. Imam Al-Ghazali, riya’ adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan. Sementara Imam Habib Abdullah Haddad pula berpendapat bahwa riya’ adalah menuntut kedudukan atau meminta dihormati daripada orang ramai dengan amalan yang ditujukan untuk akhirat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa riya’ adalah melakukan amal kebaikan bukan karena niat ibadah kepada Allah, melainkan demi manusia dengan cara memperlihatkan amal kebaikannya kepada orang lain supaya mendapat pujian atau penghargaan, dengan harapan agar orang lain memberikan penghormatan padanya.

Oleh itu, Syeikh Ahmad Rifa’i berpesan bahwa riya’ merupakan perbuatan haram dan satu diantara dosa besar yang harus dijauhi serta di tinggalkan supaya selamat dan amalnya manfaat sampai di negeri akhirat.

Macam-macam Riya’ :
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa riya’ ada 2 macam, sebagaimana ulama menguraikannya:

وَهُوَ قِسْمَانِ : رِيَاءٌ خَالِصٌ كَانَ لاَ يَفْعَلَ الْقُرْبَةَ إِلاَّ لِلنَّاسِ ,
 وَرِيَاءٌ شِرْكٌ كَانَ يَفْعَلَهَا ِللهِ وَلِلنَّاسِ وَهُوَ أَخَفُّ مِنَ الْأَوَّلِ

“ riya’ dibagi kedalam dua tingkatan: riya’ kholish yaitu melakukan ibadah semata-mata hanya untuk mendapatkan pujian dari manusia, riya’ syirik yaitu melakukan perbuatan karena niat menjalankan perintah Allah, dan juga karena untuk mendapatkan pujian dari manusia, dan keduanya bercampur”.

Fudhail Bin Iyadh berkata:“Beramal karena manusia adalah syirik, meninggalkan amalan karena manusia adalah riya’ dan ikhlas adalah Allah menyelamatkanmu dari keduanya”.

Al Qurthubi mengatakan makna dari “orang-orang yang berbuat riya,” adalah orang yang (dengan sholatnya) memperlihatkan kepada manusia bahwa dia melakukan sholat dengan penuh ketaatan, dia sholat dengan penuh ketakwaan seperti seorang yang fasiq melihat bahwa sholatnya sebagai suatu ibadah atau dia sholat agar dikatakan bahwa ia seorang yang (melakukan) sholat. Hakikat riya’adalah menginginkan apa yang ada di dunia dengan (memperlihatkan) ibadahnya. Pada asalnya riya adalah menginginkan kedudukan di hati manusia.

Ini termasuk syirik yang tersembunyi. Nabi SAW bersabda :“Wahai sekalian manusia, jauhilah kesyirikan yang tersembunyi!” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa itu syirik yang tersembunyi?” Beliau menjawab, “Seseorang bangkit melakukan sholat kemudian dia bersungguh-sungguh memperindah sholatnya karena dilihat manusia.
Itulah yang disebut dengan syirik yang tersembunyi.” [HR. Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi].

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Siapa orang yang berpuasa hanya ingin di lihat orang maka itu adalah riya’, siapa orang yang sholat hanya ingin di lihat orang maka itu adalah riya’, dan barangsiapa yang bersedekah hanya ingin di lihat orang maka itu adalah riya’.(HR. Ahmad).

Imam al-Ghazali menerangkan bahwa sesiapa yang tidak membuang sifat riya’ ini, niscaya akan ditimpa kecelakaan serta akan tergolong dalam golongan kufur. Jika hal ini berlaku, maka tentulah dia tidak lagi layak memasuki syurga, apatah lagi mencium baunya. Rasulullah SAW menasihatkan umatnya agar tidak sesekali menyebut kebaikan diri dan keluarga karena sikap demikian akan mendorong seseorang kepada sifat riya’. Justeru, keikhlasan saja yang dapat membunuh perasaan riya’ sebagaimana firman Allah :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
 “Padahal mereka tidak disuruh kecuali menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus”.
Tanda-tanda Riya’

          Tanda-tanda penyakit hati ini pernah dinyatakan oleh Ali bin Abi Thalib. Kata beliau, “Orang yang riya itu memiliki 3 ciri, yaitu malas beramal ketika sendirian dan giat beramal ketika ditengah-tengah orang ramai, menambah amalianya ketika dirinya di puji, dan mengurangi amalianya ketika dirinya dicela.”
Bahaya Riya”
1.      Ketidak puasan, sakit hati, dan penyesalan ketika orang lain tidak menghargai.
2.      Mengungkit-ngungkit kebaikannya sendiri yang pernah dipersembahkan ke pada orang lain.
3.      Tidak dapat bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah maupun berinteraksi dengan sesama manusia
4.      Di akhirat akan di campakkan kedalam api neraka






BAIII
ANIAYA ( ADH-DHULM )



Pengertian Aniaya ( adh-Dhulm )
     
Kata “adh-Dhulm” berasal dari fi’l (kata kerja) “dhalama- yadhlimu” yang berarti “Menenmpatkan sesuatau bukan pada tempatnya” . Dengan demikian aniaya adalah meletakkan, menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya atau tidak sesuai dengan ketentuan Allah.

Perkataan aniaya berasal dari bahasa sanskerta yang artinya perbuatan bengis, penyiksaan, atau zalim. Aniaya adalah tidak adil (tidak menempatkan sesuatu sesuai dengan ketentuan Allah SWT). Aniaya atau bengis, yaitu suatu tindakan yang tidak manusiawi dan bertentangan dengan Hak Asasi Manusia.
Aniaya juga bisa disebut zalim yang berarti gelap, aniaya, rugi, atau menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Sedangkan menurut istilah, zalim adalah perbuatan yang melampaui batas terhadap jiwa, harta, atau kehormatan orang lain dan menentang terhadap kebenaran.
Menganiaya berarti menyiksa, menyakiti, dan berbagai bentuk ketidaksenangan seperti menindas, mengambil hak orang lain dengan paksaan. Pengertian diatas dapat dejelaskan bahwa penganiayaan merupakan kejahatan yang bersifat mengancam harta jiwa. Perbuatan tersebut sama dengan mencuri, bahkan lebih besar, karena didalamnya terdapat unsur kekerasan. Jika sampai membunuh korbannya maka jelas perbuatan itu termasuk salah satu dosa yang amat besar. Allah SWT berfirman yang artinya:
 "Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api Neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan."
(QS. Huud/11: 113)

     Dari Jabir bin ‘Abdillah bahwasayanya Rasulullah Shallallahu’ alaihi wasallam bersabda: “Berhati-hatilah terhadap kezhaliman sebab kezhaliman adalah kegelapan (yang berlipat) pada hari kiamat. Dan jauhilah kebakhilan/kekikiran karena kekikiran itu telah mencelakakan umat sebelum kamu”. (H.R. Muslim).

BAHAYA PERILAKU ANIAYA
Teman yang dirahmati Allah SWT, perilaku aniaya sangatlah berbahaya. Adapun bahaya yang ditimbulkan karena perilaku aniaya / zalim sebagai berikut.
a.         Merugikan kehidupan diri sendiri, baik didunia maupun akhirat.
b.         Mendapatkan azab dari Allah SWT.
c.         Amal perbuatannya menjadi sia-sia disisi Allah SWT.
BENTUK DAN CONTOH ANIAYA
Adapun bentuk dan contoh aniaya/zalim adalah sebagai berikut.
a.         Zalim kepada Allah SWT, dengan tidak nematuhi perintahnya dan tidak mau menjauhi larangannya.
b.         Zalim kepada diri sendiri, contoh: membiarkan diri sendiri tetap bodoh,malas,bunuh diri, dll.
c.         Zalim kepada orang lain, contoh: mengumpat, mengadu domba, memfitnah, mencuri, membunuh, dll.
d.         Zalim kepada makhluk lain, contoh penebangan hutan secara liar, memburu hewan langka, dll.

CARA MENGHINDARI PERILAKU ANIAYA/ZALIM
Teman, kita sekarang tahu kan kalau aniaya/zalim adalah perilaku yang amat tercela, oleh karena itu kita wajib menghindari sifat tersebut. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk menghindari perilaku aniaya.


a.         Selalu waspada dan hati-hati dalam setiap menghadapi masalah.
b.         Menumbuhkan rasa persaudaraan dan kasih sayang antar sesama.
c.         Menyadari bahwa setiap perbuatan mempunyai sebab akibat sesuai dengan kehandak Allah SWT.
d.         Membiasakan diri bersyukur kepada Allah SWT.
e.         Berhati- berhati dalam bertindak, berbicara, dan dalam menerima informasi yang ada.






















BAB IV
PENUTUP
A   KESIMPULAN

Hasad ialah perasaan tidak senang melihat orang lain mendapatkan kenikmatan (kesenangan). Hasad dapat membuat seseorang mudah membuat dan menyebarkan berita yang tidak benar (kejelekan) orang lain yang tidak ada buktinya.

Riya’ adalah mengerjakan suatu perbuatan atau ibadah untuk mendapatkan pujian dari orang lain, bukan karena Allah semata. Riya’ merupakan akhlak tercela dan merupakan dosa bagi yang melakukannya. 

Menurut bahasa kata aniaya sama dengan kata zalim yang artinya sewenang-wenang atau tidak adil. Zalim sendiri ada banyak macamnya, syirik merupakan salah satu contoh zalim pada Allah. Diskriminasi berarti pembedaan perlakuan terhadap sesama berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, status sosial dan lain-lain.





































Daftar Pustaka



Anwar Tanding. 2013. Pendidikan Agama Islam
(PAI) untuk SMA/SMK Kelas X.Masamba.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar