T U G A S
EKSPRESI DIRI MELALUI SENI TEATER
“ Eksplorasi
Teknik Olah Tubuh, Olah Pikiran
Dan Olah
Suara “
Di Susun Oleh :
1. Tantri
2. Sartika
3. Latifa
4. Brenda
Kelompok 3
PENDAHULUAN
Karya seni adalah suatu hasil yang
diciptakan oleh seseorang yang mempunyai unsur keindahan. Teater termasuk ragam
seni yang merupakan pengembangan ekspresi diri dengan perpaduan bahasa rupa,
bunyi, gerak, dan peran. Seni teater tumbuh dan berkembang dalam dimensi ruang
dan waktu, baik tradisional maupun non tradisional, di Nusantara maupun
Mananegara. Pada karya tulis ini pembaca akan mengetahui esensi pertunjukan
teater tradisional mancanegara.
Kata teater diambil dari bahasa inggris
theatre yang berarti gedung pertunjukan atau dunia sandiwara. Kata theatre
dalam bhasa inggris itu sendiri berasal dari bahasa Yunani theatron yang
berarti takjub melihat. Mungkin, banyak penonton yang merasa takjub serta puas
menyaksikan tontonan teatre yang dipentaskan tersebut.
Teater ini juga merupakan karya seni yang
dapat memberi sumbangan bagi keluruhan budi dan kematangan jiwa. Untuk
mengapresiasi suatu karya seni, ksususnya seni teater memerlukan kesungguhan
dan konsentrasi penuh. Oleh karena itu untuk dapat mengapresiasikan dan
mengekspresikan diri dalam karya seni teater dengan baik, calon pemeran perlu
mempersipakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pementasan teater,
khususnya teater mancanegara (Asia) dengan baik.
PEMBAHASAN
EKSPLORASI TEKNIK OLAH TUBUH,OLAH PIKIRAN
DAN OLAH SUARA
1. Olah
Tubuh
Hal yang
paling penting dimiliki oleh seorang pemain adalah memiliki tubuh yang sehat
dan mampu menciptakan variasi bisnis act. Karena tubuh atau raga adalah bagian
estetika visual yang bisa dinikmati dengan cara visual atau lihatan, maka
perwujudan peran dengan sendirinya akan memanfaatkan raga secara total, lahir
batin, dan kasat mata. Pemeranan akan enak dilihat jika pemain memiliki
syarat-syarat dasar penampilannya, yaitu tubuh yang sehat, kuat, dan luwes,
tidak soal bagaimana bentuk tubuhnya.
Dengan
memiliki tubuh yang sehat, latihan akan terus berlangsung dan menciptakan
koordinasi tubuh untuk melakukan tugas akting yang baik dan dapat mengembangkan
keleluasaan, penciptaan gesture, kemungkinan-kemungkinan gerak di mana
improvisasi terwujud. Olah tubuh bisa dilakukan dengan berbagai hal sebagai
berikut:
a)
Pemanasan (Lari, Push-up, Sit-up, dan
sebagainya)
b)
Stretching (Peregangan Sendi-sendi Tubuh).
Latihan stretching sangat dibutuhkan bagi para pemain, karena selain
usaha mencapai bahasa tubuh yang indah di panggung, juga diharapkan tidak ada
kekakuan pada setiap otot. Perlu disadari tubuh yang kaku akan menampakkan
sebuah gesture yang kurang menarik untuk ditonton.
c)
Intensitas Gerak dan Kelenturan. Contoh gerakan
intensitas agar mencapai kelenturan gesture. Latihan intensitas gerak dan
kelenturan akan lebih baik apabila dilakukan jauh-jauh hari dan secara
terus-menerus. Latihan tubuh bertujuan agar fisik terbiasa saat berakting dan
tidak mudah lelah ketika hari pertunjukan.
2. Olah
Pikir
Seorang pemain
haruslah cerdas, cerdik, cendekia, dan tangkas. Hal itu hanya mungkin dipunyai
bila ia terlatih menggunakan pikiran. Pikiran adalah tenaga rohani yang paling
tinggi. Dalam bersikap, ia akan bekerja sama dengan hati. Dan dari kerja sama
itu, akan menciptakan kolaborasi cipta, rasa, dan karsa (kehendak) yang sangat
erat Kebiasaan mengolah pikiran membuat seseorang kritis menghadapi berbagai
persoalan yang pelik. Latihan mengolah pikiran dilakukan dengan membaca,
berimajinasi, dan memunculkan tenaga jiwa.
a)
Membaca. Membaca bukan sembarang membaca. Membaca
harus dengan memindai dan sistematis. Seorang pemain haruslah memiliki wawasan
dan kepekaan terhadap persoalan zaman sehingga ketika di panggung pertunjukan,
ia akan berubah menjadi tokoh yang sesuai dengan yang diperankan dan memerankan
peran dengan lebih kritis dan tanggap.
b)
Imajinasi. Setelah membaca sebuah bacaan dengan
sistem memindai dan sistematis, otomatis di alam pikiran kita akan muncul
tafsiran tentang peristiwa yang kita baca. Nah, proses tafsiran inilah yang
dimaksud dengan imajinasi. Apa gunanya imajinasi? Imajinasi merupakan api dalam
akting. Ia yang menyalakan drama. Mendatangkan imajinasi dalam diri, bisa
dilakukan lewat latihan-latihan menggauli diri dengan puisi, music dan lukisan.
c)
Tenaga jiwa. Setelah memiliki imajinasi terhadap
tokoh yang akan kita perankan, langkah dalam latihan olah pikir adalah tenaga
jiwa. Fungsi tenaga jiwa adalah memberikan ruh peran tokoh pada imajinasi yang
telah pemain tafsirkan. Kekuatan dari dalam seorang pemain pertunjukan panggung
terletak pada kekuatan jiwa. Pemain panggung tanpa penjiwaan adalah setali tiga
uang dengan sayur tanpa garam. Latihan-latihan dasar untuk menggalang tenaga
jiwa adalah ingataningatan yang direncanakan dari hasil pengamatan terhadap
perasaan bawah sadar dan naluri. Latihan ini memang memakan waktu lama. Tetapi
memang harus begitu. Membentuk diri sebagai aktor memang tidaklah mudah
3. Olah Vokal
Vokal
adalah hal yang paling dominan dalam pertunjukan teater karena vokal adalah
sarana komunikasi yang berkaitan dengan isi cerita apa yang ingin disampaikan.
Vokal adalah “unsur paling utama untuk menyampaikan pikiran dan perasaan secara
verbal dari rangkaian dialog yang dihafal aktor”. (Japi Tambayong, 2000:19).
Vokal adalah kunci pertunjukan teater. Untuk itu, diperlukan latihan vokal agar
tidak terjadi kemubaziran maksud yang akan disampaikan.
Ukuran
baik buruknya sebuah vokal terletak pada kuat tidaknya suara itu diproduksi
lewat mulut dan juga keutuhan kandungan suara yang keluar lewat mulut. Perlu
diperhatikan di sini adalah tenaga suara dari perut yang didorongkan ke atas
melalui ruang resonansi dan diolah di daerah artikulasi diimbangi dengan napas
yang tepat. Sehingga syaratsyarat teknis itu bisa sampai ke telinga penonton dengan
jelas. Dari berbagai hal teknis di atas
dinyatakan bahwa alat vokal haruslah terlatih setiap saat agar suara yang
dihasilkan bisa sampai ke telinga pendengar.
Beberapa bentuk latihan vokal antara
lain sebagai berikut:
a. Latihan Pernapasan
1)
Mula-mula
melakukan penghimpunan napas yang sangat lembut dan intens melalui hidung.
Bersamaan itu naikkan kedua belah tangan pelan-pelan secara berangsur-angsur
sesuai hitungan. Saat tangan berada pada posisi atas berhenti sembari menahan
napas lalu menurunkan tangan dan melepas napas melalui mulut secara intens
pula, usahakan dalam penghimpunan napas; penarikan napas, penahanan napas dari
perut, dan pelepasan menggunakan waktu hitung yang sama. Hal ini dilakukan
sampai terjadi penghangatan dari perut naik ke atas rongga resonansi sampai
artikulasi.
2)
Tahap kedua dinamakan latihan vokal
getaran dalam. Teknik yang dilakukan masih sama yaitu penghimpunan dan
penahanan napas hanya saja waktu pelepasan menggunakan getaran dalam. Hal ini
bertujuan agar pemain memiliki vokal dalam yang mantap. Bunyi yang dihasilkan
adalah {hhmmmm}. Minimal melakukannya latihan vokal getaran dalam adalah 20
menit untuk para pemain yang memiliki jam terbang tinggi. Bagi pemain yang
baru, latihan vokal getaran dalam bersifat kondisional karena tingkat kekuatan
alat artikulasi setiap individu berbeda-beda, tentunya dibutuhkan waktu yang
lebih lama lagi.
3)
Tahap ketiga adalah latihan vokal
getaran luar. Teknik yang dilakukan adalah melakukan penghimpunan napas dan
penahanan napas, sedangkan pengeluaran napas menggunakan getaran luar. Hal ini
bertujuan agar suara menjadi lantang dan keras. Bunyi yang biasa dihasilkan
adalah pelafalan {aaaaaaaa} yang panjang sampai udara dalam perut habis. Durasi
latihan sama dengan teknik latihan vokal dalam.
b. Latihan Pengucapan
Tahap
setelah segala rongga artikulasi penghasil suara dari perut sampai mulut
mengalami penghangatan dan keutuhan adalah latihan pengucapan. Hal ini
bertujuan agar suara pemain jelas secara fonem, diksi, maupun kalimat yang hendak
disampaikan.
1)
Tahap pertama, latihan pengucapan
adalah senam mulut. Senam mulut dilakukan agar mulut menjadi luwes dan tidak
kaku. Segala yang berada pada wilayah mulut dan alat penghasil bunyi sebisa
mungkin digerakkan dari lidah, gigi, dan juga bibir.
2)
Pada tahap kedua, mulai mempraktikkan
penggunaan ilmu-ilmu lingustik, semisal contoh dalam ilmu fonologis pengucapan
fonem vokal {a,i,u,e,o}, konsonan bilabial {p,b}, opiko-palatal {dh}. Contoh
vokal {a} Contoh vokal {i} Contoh vokal {u} Contoh vokal {e} Contoh vokal {o}
memanfaatkan fonem.
3)
Tahap ketiga adalah menghentakkan suara
sekeras dan sejelas mungkin, (contoh, “B”), kemudian dilanjutkan dengan satu
kata, (contoh,”B-A-B-U’). Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan variasi fonem
dan kata selanjutnya dikembangkan menjadi satu kalimat.
KESIMPULAN
· Teater merupakan karya seni yang dapat
memberi sumbangan bagi keluhuran budi dan kematangan jiwa. Agar dapat berhasil
dalam menikmati suatu karya teter, tingkat apresiasi yang tinggi sangat
diperlukan. Teater mempunyai arti yang sama dengan drama, yaitu sebuah potret
kehidupan manusia yang dipertunjukkan ditas pentas. Peranan pertunjukan teater
tradisional Asia, yaitu sebagai tempat terjadinya hubungan yang ert antara
seniman dengan masyarakat dan sebagai wadah cerminan budaya masyarakat
setempat. Unsur estetis teater tradisional mancanegara (Asia) dapat diketahui
melalui tata musik, tata gerak, keunikan, dan isi cerita.
· Seni teater berhubungan erat dengan
seni peran. Tubuh merupakan sumber peran yang tidak terbatas. Misalnya, dengan
wajah, dapat mengekspresikan kesedihan; dengan mulut, kamu bisa berteriak; dan
dengan tangan, bisa menari. agar tampil baik dan profesional, seorang pemain
teater mutlak harus menguasai teknik Peikiran, Vokal, dan Suara yang baik.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar